August 23, 2015

Touché: Alchemist by Windhy Puspitadewi (Resensi Singkat)


Judul Buku: Touché: Alchemist
Pengarang: Windy Puspitadewi
Penerbit:  Gramedia Pustaka Utama
Edisi:  Soft Cover
Tebal Buku: 224 halaman
Bahasa: Indonesia
ISBN:  6020303357
ISBN-13: 9786020303352
Tgl Penerbitan: 2014-03-24
Harga Buku: Rp. 52.000
Rating: 4.17 of 5.00 (goodreads)

Blurb:
Hiro Morrison, anak genius keturunan Jepang-Amerika, tak sengaja berkenalan dengan Detektif Samuel Hudson dari Kepolisian New York dan putrinya, Karen, saat terjadi suatu kasus pembunuhan. Hiro yang memiliki kemampuan membaca identitas kimia dari benda apa pun yang disentuhnya akhirnya dikontrak untuk menjadi konsultan bagi Kepolisian New York.

Suatu ketika pengeboman berantai terjadi dan kemampuan Hiro dibutuhkan lebih dari sebelumnya. Pada saat yang sama, muncul seseorang yang tampaknya mengetahui kemampuannya. Kasus pengeboman dan perkenalannya dengan orang itu mengubah semuanya, hingga kehidupan Hiro menjadi tidak sama lagi.

————————————————————————————————————————

Novel ke-9 dari 12 novel dari Windy Puspitadewi dan juga seri ke-2 dari novel Touché ini cukup menarik untuk dibaca. Buku yang terbit tahun 2014 ini memiliki karakteristik yang sama dengan beberapa novel karangan Windy yang lain yaitu penuh dengan unsur teka-teki. Bedanya, novel ini memnyuguhkan unsur teka-teki yang lebih baik dibanding novel bertema teka-teki lainnya seperti Touché seri pertama dan Incognito.
Kemampuan Windy untuk mengabungkan beberapa unsur dalam novelnya tidak diragukan lagi. Sama seperti novelnya yang lain, Windy dapat mengabungkan unsur romance, teka-teki, pengetahuan alam dan sosial serta menyempurnakannya dengan latar tempat yang digambarkan dengan jelas. Kemampuannya dalam meramu kata membuat pembaca tidak bosan dan dapat membuat pembaca merasa masuk ke dalam cerita dengan imajinasi mereka. Latar tempat yang tidak biasa seperti New York yang diambil sebagai latar tempat di novel ini membuat pembaca ingin untuk menjelajahi tempat tersebut. Teka-teki yang dibuat pun membuat pembaca ikut penasaran dengan hasil akhirnya. Imajinasi yang ia gunakan seperti orang yang dapat menyerap data dari sentuhan tidak dibuatnya berlebihan dan terkesan real. 

————————————————————————————————————————

Sinopsis:

Kisah ini bermula dari Karen anak seorang detektif di Kepolisian New York bernama Samuel Hudson. Orang tua Karen yang baru saja berpisah dan pekerjaan ayahnya yang super sibuk membuat Karen sulit untuk bertemu ayahnya. Suatu hari Karen membuat janji pada ayahnya untuk bertemu di sebuah cafe setelah 3,5 jam menunggu ayahnya pada akhirnya datang, tapi pekerjaannya sebagai detektif yang mendadak membuat ayahnya harus pergi walau baru bertemu sebentar. Ayahnnya yang merasa menyesal akhirnya mengajak Karen untuk ikut ayahnya ke TKP untuk meneliti pembunuhan yang baru terjadi.

Disanalah ia bertemu dengan Hiro Morrison. Hiro yang berada di sekitar TKP melihat Karen dan berjalan ke arahnya dan menarik tangannya. Detektif Hudson yang melihatnya langsung menuju ke tempat putrinya dan bertanya pada pemuda itu apa yang mau dia lakukan ke anaknya. Hiro yang berdiri di sana tiba-tiba berkata bahwa ia tau siapa pelaku pembunuhan itu. Hanya dengan memegang darah yang ia oleskan di cotton bud yang selalu ia bawa sambil mengulum lollipop dimulutnya, Hiro memulai penelitiannya. Dan tidak disangka hipotesis yang dibuat Hiro benar. Kagum dengan kemampuannya, Detektif Hudson menawari Hiro pekerjaan sebagai konsultan di kepolisian New York dengan nada sombongnya Hiro langsung menyetujui penawaran itu. 

Sejak bekerja di Kepolisian New York selama setahun sudah banyak kasus yang diselesaikan atas bantuan Hiro mulai dari penculikan ahli waris milioner sampai pembunuhan asisten pribadi CEO perusahaan. Selain bekerja sebagai konsultan, Hiro yang juga memiliki IQ 200 ini juga merupakan mahasiswa Universitas Colombia yang genius. Karena kegeniusannya Hiro ditawari oleh Professor Martin menjadi salah satu anggota tim penelitian pengembangan DNA buatan. Posisi ini sulit didapat, banyak orang mengantri untuk mendapatkannya termasuk seorang teman Hiro yang bernama Willian Streling Kent yang juga penderita Obsessive Compulsive Disorder. William terobsesi dengan biru, kesimetrisan, kerapian dan kebersihan, ia tidak pernah memegang dan mengunakan barang yang pernah dipegang orang lain dan selalu membersihkan tangannya setelah memegang sesuatu. William berambisi untuk menjadi salah satu anggota tim Professor Martin tapi Professor Martin yang lebih menyukai Hiro menawarkan kesempatan itu kepada Hiro yang akhirnya diterimanya.

Satu kasus yang membutuhkan waktu lama dan penuh dengan teka-teki adalah kasus pengeboman. Pelaku yang termasuk seseorang yang pandai membuat teka-teki itu begitu rapi dan teratur. Membutuhkan waktu lama bagi Hiro untuk menyelesaikan teka-teki tersebut. Sehabis terjadinya pemboman  yang ketiga kalinya, Hiro baru menemukan pola dan motif pelaku tersebut. Dan setelah berhasil menemukan bom yang keempat sebelum meledak dari kemasan bom tersebut, Hiro dapat mengetahui DNA si pelaku dan ternyata pelaku adalah orang yang ia kenal DNAnya.

Si pelaku yang ternyata adalah William teman Hiro sendiri merencanakan semua ini karena dendamnya pada Hiro yang ia anggap mengambil semua yang ia inginkan dan William masih memiliki satu rencana akhir untuk pembalasan dendamnya pada Hiro. Rencana terakhir itu adalah mengikat Karen dengan bom diperutnya. Hiro yang panik segera menelpon Yunus King yang pernah memberinya kartu nama dan berkata bahwa ia akan mebantunya kapan saja. Yunus KIng yang berkemampuan melacak orang hanya dengan menyentuh peta menemukan lokasi Karen. Dan untungnya Karen berhasil diselamatkan.

Yunus yang juga seorang Touché mengungkapkan pada Hiro kenapa selama ini ia mendekatinya. Ia menjelaskan pada Hiro bahwa di dunia ini terdapat banyak kaum Touché yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda termasuk dirinya.

————————————————————————————————————————

Ulasan singkat:

Novel ini cukup menarik dan layak dibaca terutama bagi remaja, namun bagi yang lebih suka membaca novel bertema romance novel ini tidak direkomendasikan. Bagi pembaca yang lebih suka fiksi bertemakan petualangan dan teka-teki , novel ini amat direkomendasikan. Latar tempat, karakter tokoh dan alur cerita dibuat dengan rapi dan jelas. Sudut pandang ketiga yang dipakai penulis juga membuat pembaca lebih mendalami setiap karakternya.

————————————————————————————————————————

Keunggulan buku:

Novel yang terbilang tipis ini mampu memasukan berbagai unsur dan mengabungkannya menjadi sebuah cerita yang mampu menarik hati para pembacanya. Latar tempat yang diambil di luar negri membuat pembaca Indonesia lebih tertarik karena tempat yang tidak biasa. Cover buku yang simple cocok bagi target pembacanya yang adalah remaja sampai pada pemuda.

Kelemahan buku:

Terdapat beberapa typo pada kata-kata di novel ini. Walau bertarget remaja sampai pemuda, novel ini lebih menekankan pada temanya yang penuh teka-teki dibanding unsur romance yang banyak dicari remaja. 

————————————————————————————————————————

Penutup: 

Walau merupakan novel berseri, seri ke2 ini memiliki jalan cerita yang berbeda dengan seri pertama dan tidak terlalu memiliki keterhubungan cerita dengan seri pertama. Persamaan yang jelas hanya pada kesamaan kemampuan tokoh dengan sentuhannya. Saya pribadi lebih suka dengan seri kedua ini karena terkesan lebih rapi, teka-teki rumit yang digambarkan dengan simple dan logis serta latar tempatnya yang lebih baik dibanding seri pertama. Saya sendiri memberi rating 4.5 dari 5.


No comments:

Post a Comment