November 09, 2013

PELITA ( Pembangunan Lima Tahun ) I-IV

PELITA I (1 April 1969 - 31 Maret 1974 )

Tujuan Pembangunan :
  • Meningkatkan taraf hidup rakyat
  • Fokus Pembangunan : pertanian, industry, pertambangan , rehabilitasi dan perluasan sarana dan prasarana sosial

Program Pembangunan :
  • Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1970, mengenai penyempurnaan tata niaga bidang eksport dan import
  • Peraturan Agustus 1971, mengenai devaluasi mata uang Rupiah terhadap Dolar, dengan sasaran pokoknya adalah :
  1. Kestabilan harga bahan pokok
  2. Peningkatan nilai ekspor
  3. Kelancaran impor
  4. Penyebaran barang di dalam negeri
Hasil Pembangunan :
Pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.

Kegagalan :
Muncul peristiwa Marali (Malapetaka Limabelas Januari) terjadi pada tanggal 15-16 Januari 1947 bertepatan dengan kedatangan PM Jepang Tanaka ke Indonesia.
Peristiwa ini merupakan kelanjutan demonstrasi para mahasiswa yang menuntut Jepang agar tidak melakukan dominasi ekonomi di Indonesia sebab produk barang Jepang terlalu banyak beredar di Indonesia. Terjadilah pengrusakan dan pembakaran barang-barang buatan Jepang.

PELITA II  ( 1 April 1974 – 31 Maret 1979 )

Tujuan Pembangunan :
1.       Tersedianya kebutuhan sandang pangan dan papan yang memadai
2.       Tersedianya bahan untuk perumahan dan fasilitas lainnya
3.       Terwujudnya sarana dan prasarana yang semakin terdistribusi
4.       Terwujudnya keadaan rakyat Indonesia yang lebih baik
5.       Tersedianya lapangan kerja bagi rakyat Indonesia

Program Pembangunan disebut Sapta Krida : 
  •  Meningkatkan stabilitas politik
  • Meningkatkan stabilitas keamanan 
  •  Melanjutkan Pelita I dan melaksanakan Pelita II 
  •  Meningkatkan kesejahteraan rakyat    
  • Melaksanakan pemilihan umum

Hasil Pembangunan :
Pelita II berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun. Pada awal pemerintahan Orde Baru laju inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I laju inflasi turun menjadi 47%. Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi turun menjadi 9,5%.  Perbaikan dalam hal irigasi. Di bidang industri juga terjadi kenaikan produksi. Lalu banyak jalan dan jembatan yang di rehabilitasi dan di bangun.

Kegagalan :
Pertumbuhan ekonomi yang dicapai dalam repelita II memang relatif tinggi yaitu sekitar 7,2%. Tingkat ini masih sedikit lebih rendah dari target yang ditetapkan yaitu 7,5% pertahun. Kurang adanya keseimbangan pertumbuhan ekonomi antara daerah maupun sektor yang mengakibatkan kurang adanya kesempatan kerja, kurang adanya kesempatan untuk memperoleh pendapatan, kesempatan untuk berusaha khususnya bagi golongan-golongan ekonomi lemah.

PELITA III  (1 April 1979-31 Maret 1984)

Tujuan Pembangunan :
1.       Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat pada penyediaan  pangan
2.       Pemerataan pendidikan dasar  dan peningkatan keahlian di semua bidang
3.       Pemerataan pendapatan dengan cara mengadakan proyek padat karya guna baru
4.       Pemerataan kesempatan kerja dan usaha  dengan cara transmigrasi
5.       Melibatkan generasi muda dan wanita dalam pembangunan
6.       Menyediakan dana bantuan pembangunan daerah tingkat I dan II
7.       Mengintensifkan kinerja dalam penyediaan kesempatan keadilan bagi rakyat

Program Pembangunan :  

           Trilogi Pembangunan :
  • Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
  • Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
  •  Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis

Delapan Jalur Pemerataan
ü  Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat khususnya pangan, sandang dan perumahan
ü  Pemerataan memperoleh kesempatan pendidikan dan pelayanan kesehatan
ü  Pemerataan pembagian pendapatan.
ü  Pemerataan kesempatan kerja
ü  Pemerataan kesempatan berusaha
ü  Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita
ü  Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah Tanah Air
ü  Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

Hasil Pembangunan :
 Impor nonmigas meningkat

Kegagalan :
Pertumbuhan perekonomian periode ini dihambat oleh resesi dunia yang belum juga berakhir. Sementara itu nampak ada kecendrungan harga minyak yang semakin menurun khususnya pada tahun-tahun terakhir Repelita III. Menghadapi ekonomi dunia yang tidak menentu, usaha pemerintah diarahkan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah, baik dari penggalakan ekspor mapun pajak-pajak dalam negeri.

PELITA IV  (1 April 1984-31Maret 1989)

Tujuan Pembangunan :
Pada Pelita IV lebih dititik beratkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan ondustri yang dapat menghasilkan mesin industri itu sendiri pada Pelita IV juga dilakukan Program KB dan Rumah untuk keluarga.

Program Pembangunan :
1. Kebijakan INPRES no.5 tahun 1985 yaitu meningkatkan ekspor nonmigas dan pengurangan biaya tinggi dengan :
* Pemberantasan pungutan liar (pungli)
* Memberantas dan menghapus biaya-biaya siluman
* Mempermudah prosedur kepabeanan

2. Paket Kebijakan 6 Mei (PAKEM), yaitu mendorong sektor swasta di bidang ekspor dan penanam modal

3. Paket Devaluasi 1986, karena jatuhnya harga minyak dunia yang didukung dengan kebijakan pinjaman luar negri

4. Paket Kebijakan 25 Oktober 1986, deregulasi bidang perdagagan, moneter, dan penanam modal dengan cara:
* Penurunan bea masuk impor untuk komoditi bahan penolong dan bahan baku
* Proteksi produksi yang lebih efisien
* Kebijakan penanam modal

5. Paket Kebijakan 15 Januari 1987, peningkatan efisiensi, inovasi dan produktivitas beberapa sektor industri menengah keatas untuk meningkatkan ekspor nonmigas

Hasil Pembangunan :
Masa ini adalah masa keberhasilan Orde Baru, swasembada pangan dalam sektor pertanian berhasil dicapai. Terbukti dengan berhasilnya Indonesia memproduksi beras 25,8 ton pada tahun 1984 dan mendapatkan penghargaan di FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985.

Kegagalan :
Program KB dan swasembada pangan berhasil namun cenderung hanya terdapat di pulau Jawa saja. Beban Hutang luar negeri membesar. Terjadi resesi pada awal tahun 1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan pembangunan ekonomi dapat dipertahankan.

PELITA V ( 1 April 1989 – 31 Maret 1994 )

Tujuan Pembangunan :
Pada Pelita V ini, lebih menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri untuk memantapakan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya serta menghasilkan barang ekspor. Pelita V adalah akhir dari pola pembangunan jangka panjang tahap pertama. Lalu dilanjutkan pembangunan jangka panjang ke dua, yaitu dengan mengadakan Pelita VI yang di harapkan akan mulai memasuki proses tinggal landas Indonesia untuk memacu pembangunan dengan kekuatan sendiri demi menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Program Pembangunan :
1. Pertanian
* Lebih meningkatkan produksi hasil pertanian
* Menetapkan swasembada pangan
2. Industri
* Menghasilkan barang ekspor
* Lebih banyak menyerap tenaga kerja
* Industri pengolahan hasil pertanian
* Industri yang menghasilkan mesin-mesin industri.

Hasil Pembangunan :
Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,7 %.  Ekspor komoditas non migas meningkat

Kegagalan :
Pelakasanaan pembangunan sudah mulai tidak merata. Pembangunan cenderung hanya di Pulau Jawa, tingkat korupsi tinggi, dan utang luar negeri banyak

PELITA VI ( 1 April 1994 – 31 Maret 1999 )

Tujuan Pembangunan :
Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan

Program Pembangunan :
 Tiga program pokok, yaitu  (1) program pengembangan geologi dan sumber daya mineral, (2) programpembangunan pertambangan, dan (3) program pengembangan usaha pertambangan rakyat terpadu.  Sedangkan untuk pembangunan energi, juga dikembangkan   tiga program pokok pembangunan yang meliputi (1) program pengembangan tenaga listrik, (2) program pengembangan listrik perdesaan, dan (3) program pengembangan tenaga migas, batubara dan energi lainnya.

Hasil Pembangunan :
Pada tahun 1987 ekspor non-migas telah dapat melampaui ekspor migas.

Kegagalan :
Masalah yang semakin nampak dan dirasakan adalah masalah tenaga kerja yang melaju pada tingkat kurang lebih 2,7% per tahun. meningkatnya hutang luar negeri sebagai akibat depresiasi mata uang dollar Amerika Serikat terhadap Yen dan DM kurang lebih sebesar 35%. tahun 1984 Indonesia sudah tidak lagi mengimpor beras (tahun 1980 indonesia menimpor beras sebanyak 2 juta ton, tahun 1981 menimpor 0,54 juta ton, tahun 1982 mengimpor 0,31 juta ton, tahun 1983 menimpor 0,78 juta ton).

Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.