A.
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang beriklim tropis yang
juga termasuk Negara agrasis. Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian
besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Data statistik pada tahun 2001menunjukkan bahwa 45%
penduduk Indonesia bekerja di bidang agrikultur. Hal ini didasarkan pada kenyataan
bahwa negara ini memiliki lahan seluas lebih dari 31 juta ha yang telah siap
tanam, dimana sebagian besarnya dapat ditemukan di Pulau Jawa.
Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan
komoditi ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi,
dan singkong. Di samping itu,
Indonesia juga dikenal dengan hasil perkebunannya, antara lain karet (bahan baku ban), kelapa sawit (bahan baku minyak goreng),tembakau (bahan baku obat dan rokok), kapas (bahan baku tekstil), kopi (bahan minuman), dan tebu (bahan baku gula pasir).
Di Indonesia, pertanian memiliki peran penting dalam perekonomian
nasional dan kelangsungan hidup rakyatnya. Sebagian besar penduduk Indonesia
bekerja di sektor pertanian sebagai petani dan memberikan pemasukan besar pada
perekonomian Negara dari hasil pertanian mereka.
Sayangnya, Indonesia yang dulunya pernah menjadi Negara pengekspor beras
terbesar, kini malah harus mengimpor beras dari Negara lain. Kondisi ini bukan
hanya disebabkan kelalaian pemerintah namun juga kurangnya pemanfaatan SDA
pertanian yang ada. Padahal, kondisi ini berpengaruh pada sector lainnya. Tidak
optimalnya sektor pertanian menyebabkan kurangnya pemasukan ekonomi dan
menurunnya produktivitas pangan. Oleh sebab itu, diperlukan solusi pemanfaatan
SDA yang ada agar Kekayaan SDA ini tidak terbuang sia-sia.
Makalah ini akan membahas mengenai SDA Pertanian di Indonesia. Baik
mengenai Jenis-jenis, penyebaran, pemanfaatan, hubungan dengan sektor SDA
lainnya dan hal-hal lain yang menyangkut SDA Pertanian.
B.
Pengertian Pertanian
Pengertian
Sumber daya alam (biasa
disingkat SDA) adalah
segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Yang
tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak
bumi, gas
alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.
Pertanian adalah
kegiatan pemanfaatan sumber
daya hayati yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam
pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa
Inggris: crop cultivation) serta
pembesaran hewan
ternak (raising),
meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan kejudan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
C.
Bentuk-bentuk Pertanian Di Indonesia
1.
Sawah
Sawah adalah suatu bentuk pertanian
yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi,
sawah lebak, sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut. Yang pada masa
sekarang sudah hampir punah
2.
Tegalan
Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan
kering yang bergantung pada pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau
tahunan dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan
tegalan tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang
tidak rata. Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk
ditubuhi tanaman pertanian.
3.
Pekarangan
Pekarangan adalah suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah (biasanya dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan untuk ditanami tanaman pertanian.
4.
Ladang Berpindah
Ladang
berpindah adalah suatu kegiatan pertanian yang dilakukan di banyak lahan hasil
pembukaan hutan atau semak di mana setelah beberapa kali panen / ditanami, maka
tanah sudah tidak subur sehingga perlu pindah ke lahan lain yang subur atau
lahan yang sudah lama tidak digarap
D.
Hasil-hasil
Pertanian di Indonesia.
1. Beras
Beras berasal
dari tanaman padi. Padi adalah sumber bahan makanan pokok rakyat Indonesia,
jadi tanaman ini mempunyai andil yang sangat besar dalam kehidupan. Daerah - daerah penghasil beras hampir
merata di seluruh wilayah Nusantara, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi,
dan Sumatera.
2. Jagung
Banyak
pendapat dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi secara umum para ahli
sependapat bahwa jagung berasal dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan.Jagung
secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah menjadikan jagung
sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu). Jagung yang telah
direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Daerah penghasil jagung hampir merata di seluruh wilayah Nusantara, seperti
DI.Aceh, Bali, Bengkulu, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Lampung, NTB, Papua, Riau, Sulawesi Tengah, dan
Sumatera Utara.
3. Kacang Hijau
Sebagai
makanan, tanaman yang diperkirakan berasal dari India ini menghasilkan berbagai
masakan. Mulai dari aneka penganan kecil, bubur, sampai kolak. Kacang hijau dan
kecambahnya memiliki manfaat memberikan nutrisi penting bagi tubuh, mengandung
protein tinggi, kalsium, fosfor, vitamin B2 (riboflavin).Kacang hijau banyak
terdapat di daerah Bali, Bengkulu,Lampung, dan Papua.
4. Kacang Tanah ( Arachis Hypogeae L.)
Kacang
tanah yang ada di Indonesia semula berasal dari benua Amerika.Pemasukan ke
Indonesia pertama- tama diperkirakan dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol,
sewaktu melakukan pelayarannya dari Mexico ke Maluku setelah tabun 1597. Pada
tahun 1863 Holle memasukkan Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864
Scheffer memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir. Tanaman Kacang tanah bisa
dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber
protein nabati , minyak dan lain-lain. Daerah penghasil kacang tanah meliputi
daerah DI.Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, NTT, dan DI.Yogyakarta.
5. Kedelai
Kedelai
(Glycine Max) sudah dibudidayakan sejak 1500 tahun Sebelum Masehi dan baru
masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar tahun 1750. Kedelai berfungsi sebagai
zat pembangun bagi tubuh, mengurangi gejala menopouse, mencegah osteoporosis,
mencegah atherosclerosis, mencegah kanker, meringankan diabetes). Selain banyak
dihasilkan di Bali, Jawa, dan Lombok, kedelai juga terdapat di daerah DI Aceh,
Jambi, Papua, dan Kalimantan Barat.
6. Kentang
Kentang
pertama kali mencapai daratan Eropa pada tahun 1500-an bersamaan dengan
kedatangan kapal-kapal Spanyol dari Peru. Namun saat didatangkan, kentang
lambat sekali diterima masyarakat Eropa. Kentang dilarang dimakan di Burgundy
karena dianggap sebagai biang penyakit lepra. Di tempat lain kentang mendapat
julukan yang buruk karena dituduh sebagai penyebab penyakit sipilis. Hingga
tahun 1720-an, di Amerika masih terdapat kepercayaan bahwa kentang dapat
memperpendek umur yang mengkonsumsinya). Baru setelah kemerdekaan Amerika,
kentang lebih bisa diterima, dan saat ini telah menjadi salah satu makanan
pokok orang Amerika. Daerah penghasil kentang antara lain Jawa Barat, Kalimantan
Timur, dan Maluku.
7. Ketela Pohon
Ketela
pohon merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi kayu, singkong
atau kasape. Ketela pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari negara
Brazil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain Afrika, Madagaskar,
India, Tiongkok. Ketela pohon berkembang di negara-negara yang terkenal wilayah
pertaniannya dan masuk ke Indonesia pada tahun 1852. Di Indonesia, ketela pohon
menjadi makanan bahan pangan pokok setelah beras dan jagung.Manfaat daun ketela
pohon sebagai bahan sayuran memiliki protein cukup tinggi atau untuk keperluan
yang lain seperti bahan obat-obatan. Kayunya bisa digunakan sebagai pagar kebun
atau di desa-desa sering digunakan sebagai kayu bakar untuk memasak. Dengan
perkembangan teknologi, ketela pohon dijadikan bahan dasar pada industri
makanan dan bahan baku industri pakan. Selain itu digunakan pula pada industri
obat-obatan. Daerah penghasil ketela pohon, terutama terdapat di daerah Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Ketela pohon juga terdapat di seluruh nusantara, seperti
:
(1). Bali
(2).
Bengkulu
(3). DKI
Jakarta
(4).
Jambi
(5).
Kalimantan Barat
(6).
Kalimantan Selatan
(7).
Lampung
(8). NTB
(9).
Papua
(10).
Riau
(11).
Sulawesi Tenggara
(12).
Sumatera Barat
(13).
Sumatera Selatan
(14.
Sumatera Utara
(15). DI
Yogyakarta
8. Ubi Jalar
Tumbuhan
ini konon ditemukan sejak 8000 tahun Sebelum Masehi pada sebuah gua di Peru. Ubi
jalar bisa hidup liar menjalar, bahkan bisa tumbuh subur di ketinggian 1 -
2.200 meter dari permukaan laut. Ubi jalar juga berkhasiat melancarkan
peredaran darah, mengatasi cacingan, menurunkan kolesterol, mencegah kemerosotan
daya ingat, jantung koroner, hingga kanker. Ubi jalar banyak terdapat di daerah
- daerah Nusantara, seperti DI Aceh, Bali, Bengkulu, DKI Jakarta, Jambi, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan , Lampung, NTB, Papua,
Riau, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
E.
Persebaran Hasil
Pertanian di Indonesia
·
Padi (beras), Daerah penghasil padi (beras) antara lain Aceh, Sumatera
Barat, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Nusa
Tenggara Barat.
·
Jagung, Daerah penghasil jagung antara lain Jawa Tengah (Wonosobo,
Semarang, Jepara, dan Rembang); Jawa Timur (Besuki, Madura); serta Sulawesi
(Minahasa dan sekitar danau Tempe).
·
Ubi kayu (singkong, Daerah penghasil singkong adalah Sumatera Selatan,
Lampung, Madura, Jawa Tengah (Wonogiri), dan Yogyakarta (Wonosari).
·
Kedelai, Daerah penghasil kedelai adalah Jawa Tengah (Kedu, Surakarta,
Pekalongan, Tegal, Jepara, Rembang), D.I. Yogyakarta, Jawa Timur (Jember).
·
Kacang tanah, Daerah penghasil kacang tanah ialah Sumatera Timur, Sumatera
Barat, Jawa Tengah (Surakarta, Semarang, Jepara, Rembang, Pati), Jawa Barat
(Cirebon, Priangan), Bali, dan Nusa Tenggara Barat (Lombok).
F.
Manfaat
Bagi
negara agraris seperti Indonesia, peran sektor pertanian sangat penting dalam mendukung
perekonomian nasional, terutama sebagai penyedia bahan pangan, sandang dan
papan bagi segenap penduduk, serta penghasil komoditas ekspor non-migas untuk
menarik devisa. Lebih dari itu, mata pencaharian sebagian besar rakyat
Indonesia bergantung pada sektor pertanian. Yang paling dikenal masyarakat
Indonesia, fungsi pertanian ada 4 jenis, yaitu:
1)
penghasil produk pertanian,
2)
pemelihara pasokan air tanah,
3)
pengendali banjir,
4)
penyedia lapangan kerja.
Padahal fungsi lahan pertanian
bagi kemanusiaan jauh lebih banyak, seperti dikemukakan oleh Agus dan Husen
(2005), yaitu: penghasil produk pertanian, berperan dalam mitigasi banjir,
pengendali erosi tanah, pemelihara pasokan air tanah, penambat gas karbon atau
gas rumah kaca, penyegar udara, pendaur ulang sampah organik, dan pemelihara
keanekaragaman hayati. Lebih jauh di Korea Selatan, Eom dan Kang (2001) dalam
Agus dan Husen (2005) mengidentifikasi 30 jenis fungsi pertanian yang
bermanfaat bagi masyarakat umum dan perlu terus dilestarikan.
G.
Masalah
Masalah Pertama yaitu penurunan
kualitas dan kuantitas sumber daya lahan pertanian. Dari segi kualitas,
faktanya lahan dan pertanian kita sudah mengalami degradasi yang luar biasa,
dari sisi kesuburannya akibat dari pemakaian pupuk an-organik. Berdasarkan Data
Katalog BPS, Juli 2012, Angka Tetap (ATAP) tahun 2011, untuk produksi komoditi
padi mengalami penurunan produksi Gabah Kering Giling (GKG) hanya
mencapai 65,76 juta ton dan lebih rendah 1,07 persen dibandingkan tahun
2010. Jagung sekitar 17,64 juta ton pipilan kering atau 5,99 persen lebih
rendah tahun 2010, dan kedelai sebesar 851,29 ribu ton biji kering atau 4,08
persen lebih rendah dibandingkan 2010, sedangkan kebutuhan pangan selalu
meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk Indonesia.
Sebagian besar lahan
pertanian intensif di Indonesia, terutama di Pulau Jawa telah menurun
produktivitasnya, dan mengalami degradasi lahan terutama akibat rendahnya
kandungan C-organik dalam tanah yaitu kecil dari 2 persen. Padahal, untuk
memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan kandungan C-organik lebih dari 2,5
persen atau kandungan bahan organik tanah > 4,3 persen. Lahan sawah intensif
di Jawa dan di luar Jawa tidak sehat lagi tanpa diimbangi pupuk organik dan
pupuk hayati, bahkan pada lahan kering yang ditanami palawija dan sayur-sayuran
di daerah dataran tinggi di berbagai daerah. Sementara itu, dari sisi
kuantitasnya konfeksi lahan di daerah Jawa memiliki kultur dimana orang tua
akan memberikan pembagian lahan kepada anaknya turun temurun, sehingga terus
terjadi penciutan luas lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan
bangunan dan industri.
Masalah kedua yang dialami saat ini
adalah terbatasnya aspek ketersediaan infrastruktur penunjang pertanian yang
juga penting namun minim ialah pembangunan dan pengembangan waduk. Dari total
areal sawah di Indonesia sebesar 7.230.183 ha, sumber airnya 11 persen (797.971
ha) berasal dari waduk, sementara 89 persen (6.432.212 ha) berasal dari
non-waduk. Karena itu, revitalisasi waduk sesungguhnya harus menjadi prioritas
karena tidak hanya untuk mengatasi kekeringan, tetapi juga untuk menambah
layanan irigasi nasional. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
menyatakan, 42 waduk saat ini dalam kondisi waspada akibat berkurangnya pasokan
air selama kemarau. Sepuluh waduk telah kering, sementara 19 waduk masih
berstatus normal. Selain itu masih rendahnya kesadaran dari para pemangku
kepentingan di daerah-daerah untuk mempertahankan lahan pertanian produksi,
menjadi salah satu penyebab infrastruktur pertanian menjadi buruk.
Masalah ketiga adalah adanya
kelemahan dalam sistem alih teknologi. Ciri utama pertanian modern adalah
produktivitas, efisiensi, mutu dan kontinuitas pasokan yang terus menerus harus
selalu meningkat dan terpelihara. Produk-produk pertanian kita baik komoditi
tanaman pangan (hortikultura), perikanan, perkebunan dan peternakan harus
menghadapi pasar dunia yang telah dikemas dengan kualitas tinggi dan memiliki
standar tertentu. Tentu saja produk dengan mutu tinggi tersebut dihasilkan melalui
suatu proses yang menggunakan muatan teknologi standar.
Indonesia menghadapi
persaingan yang keras dan tajam tidak hanya di dunia tetapi bahkan di kawasan
ASEAN. Namun tidak semua teknologi dapat diadopsi dan diterapkan begitu saja
karena pertanian di negara sumber teknologi mempunyai karakteristik yang
berbeda dengan negara kita, bahkan kondisi lahan pertanian di tiap daerah juga
berbeda-beda. Teknologi tersebut harus dipelajari, dimodifikasi, dikembangkan,
dan selanjutnya baru diterapkan ke dalam sistem pertanian kita. Dalam hal ini
peran kelembagaan sangatlah penting, baik dalam inovasi alat dan mesin
pertanian yang memenuhi kebutuhan petani maupun dalam pemberdayaan masyarakat.
Lembaga-lembaga ini juga dibutuhkan untuk menilai respon sosial, ekonomi
masyarakat terhadap inovasi teknologi, dan melakukan penyesuaian dalam
pengambilan kebijakan mekanisasi pertanian
Masalah keempat, muncul dari terbatasnya akses layanan usaha terutama di
permodalan. Kemampuan petani untuk membiayai usaha taninya sangat terbatas
sehingga produktivitas yang dicapai masih di bawah produktivitas potensial.
Mengingat keterbatasan petani dalam permodalan tersebut dan rendahnya
aksesibilitas terhadap sumber permodalan formal, maka dilakukan pengembangkan
dan mempertahankan beberapa penyerapan input produksi biaya rendah (low cost
production) yang sudah berjalan ditingkat petani. Selain itu,
penanganan pasca panen dan pemberian kredit lunak serta bantuan langsung kepada
para petani sebagai pembiayaan usaha tani cakupannya diperluas. Sebenarnya,
pemerintah telah menyediakan anggaran sampai 20 Triliun untuk bisa diserap
melalui tim Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Bank BRI khusus Kredit Bidang Pangan
dan Energi.
Masalah kelima adalah masih
panjangnya mata rantai tata niaga pertanian, sehingga menyebabkan petani tidak
dapat menikmati harga yang lebih baik, karena pedagang telah mengambil untung
terlalu besar dari hasil penjualan.
H.
Kesimpulan
Indonesia memiliki banyak SDA di berbagai bidang, terutama
pertanian. Sayangnya SDA Pertanian di Indonesia tidak dapat dimaksimalkan atau
dioptimalkan sehingga tidak dapat bermanfaat lebih baik bagi masyarakat
Indonesia. Padahal, jika dimanfaatkan secara optimal selain berguna bagi
masyarakat juga bisa menambah pemasukan dari ekspor hasil pertanian tersebut.
I.
Daftar Pustaka
http://www.scribd.com/doc/113664766/Makalah-Pertanian-Indonesia
http://carapedia.com/pengertian_definisi_pertanian_info2151.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian_dan_Perkebunan_di_Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian_dan_Perkebunan_di_Indonesia#Hasil_-_Hasil_Pertanian_di_Indonesia
http://tugino230171.wordpress.com/2011/12/21/persebaran-sumber-daya-alam-di-indonesia/
http://www.setkab.go.id/artikel-5746-.html